Hacker Facebook bangsat. Please pardon my rude language. Tapi gue semarah itu. Tadi malam Facebook gue dihack oleh Hacker bangsat yang hampir aja merugikan teman dan keluarga gue. Go ahead and mess with me, but when you mess with the people I care about…..be careful dude.
Jadi ceritanya begini. Tadi malam, Sabtu, 11 Mei 2013 gue menghabiskan hari di kampus dari pagi buat ngelab sampe siang, terus kelas sampe sore. Gue ambil mata kuliah yang kelasnya Sabtu siang sampe sore, 4 jam berturut-turut. Supposedly, gue kemaren photo shoot buat year book, tapi entah kenapa raga ini menolak. Kecapekan, migraine, dan pengen tidur banget. Gue menduga apa ada hubungan dengan zat kimia yang gue hirup. Alhasil, gue nggak jadi photo shoot kemaren, gue balik kosan, beli makan, dan ketiduran dari jam 7 malem. Tidur gue nggak begitu tenang, dan gue mimpi Facebook gue dihack. Gue kebangun jam 2 pagi dan iseng buka Facebook. DAN BENERAN! FACEBOOK GUE DIHACK! Pas sign in dengan password biasa, ada tulisan bahwa ada yang ngubah Password gue sekitar jam 10 malem. Ketika gue terlelap. HOW RUDE. Gue udah sangat takut soalnya, selain takut aneh-aneh kayak foto mesum, atau tag-tag toko HP, tapi gue cemas ada post aneh-aneh di Page yang gue juga admin-in. Gue buru-buru change Password, dan ternyata email gue juga dibobol. Setelah reset password, akhirnya gue login dan cek Timeline. Kosong, nggak ada apa-apa, clear, aman. Nah tapi kok Facebook chat gue aneh, ngechat orang-orang yang ga gue chat. Percakapan dengan orang-orang yang biasa gue chat juga ga nyambung.
That’s the moment when I found out..hackernya beroperasi via Facebook chat gue!
Si Hacker bangsat ini ngechat 3 orang (at least itu yang ketauan, kalo ada chat lagi, mungkin udah dia hapus): 1 Facebook friend yang gak gitu kenal, 1 sahabat gue yang tinggal di Amerika, dan 1 tante gue yang tinggal di Amerika. Dari pola orang-orang yang dia Chat-in, target dari penipuan ini adalah Facebook friend gue yang tinggal di luar negeri dan diminta transfer uang via Western Union.
Victim 1: Facebook friend yang nggak gitu deket dan tinggal di Eropa
Salah satu rekaman chat yang kesimpen adalah ke 1 Facebook friend gue yang nggak gitu dekat sama gue. Untungnya Victim 1 belum sempet ngetransfer uangnya karena di sananya udah malem.
Victim 2: tante gue yang tinggal di Amerika
Ini rekaman chat si Hacker sama tante gue. The creepy thing is..ini orang manggil tante gue Ambo. Untungnya Tante gue ini nggak gampang ketipu.
Victim 3: sahabat gue yang tinggal di Amerika
Sayangnya, rekaman chat sama sahabat gue dihapus sama si Hacker bangsat. Victim 3, sahabat gue, sudah mentransfer uangnya dengan nominal 625 USD tapi Thank God, berhasil direfund.
I feel so terrible, the hacker successfully tricked my best friend. Sahabat, gue, Jasmine, adalah sahabat gue sejak gue berumur 6 tahun, pas dulu gue SD di Amerika. Orangnya emang baik banget. Dan kebaikannya dimanfaatkan oleh si Hacker bangsat. Si Hacker ternyata minta dikirimin 5 juta rupiah, si Jasmine takut gue kenapa-napa. Dia udah transfer 625 dolar. 625 dolar. Tapi untungnya gue kebangun jam 2 pagi dan dia masih bisa ngerefund, dan berhasil direfund, jadi transaksinya gagal. Gue super duper nggak enak banget sama sahabat gue. Se-nggak enak itu. I feel so bad for her and I feel so angry at the hacker, karena dia udah merugikan sahabat gue. Kalau dipikir-pikir, untung aja gue kebangun jam 2 pagi. Dan aneh banget gue bisa mimpi Facebook gue dihack. Padahal tadi hampir aja gue tidur lagi. Kalau nggak begitu, uang sahabat gue bisa hangus di tangan Hacker dan ga sempet ke-refund. Thank you, oh Divine Intervention.
Apakah ini Human Error dari gue sendiri?
Seperti kata Bang Napi di sebuah acara kriminal terkenal siang-siang bolong, “Kejahatan tidak hanya terjadi karena niat dari pelakunya, tapi juga karena ada kesempatan!” Let’s see, gue juga introspeksi sih kenapa kejadian ini bisa terjadi. Dan melihat respon orang-orang di berbagai media yang mengandung spekulasi kalau ini ya gara-gara gue juga yang bodor.
Did I use some sort of public computer or borrow someone’s device and I didn’t log out?
Did somebody get a hold of my handheld device and change my password from there?
Well, the answer is no. Gue gak pernah ke warnet sejak di ITB ini, I always log in from my personal devices: smartphone dan laptop, menggunakan wifi di kampus atau kosan. Apakah smartphone gue jatuh ke tangan yang tidak bertanggungjawab ketika ini terjadi? Haha, kecuali ada yang niat banget sampe ngejebol pintu kosan gue pas gue ketiduran dan gue nggak kebangun, atau ada ninja warrior yang bisa make smartphone gue pas gue tidur terus dibalikin lagi ke tempat semula, ya mungkin. But I was asleep di kosan ketika ini terjadi dan pintu dalam keadaan terkunci. Apakah gue ngeklik aplikasi-aplikasi nggak jelas? Nope. Aplikasi yang terkonek dengan Facebook yang gue gunakan adalah: 8tracks, GlassDoor, SoundCloud. Kalau ada yang ngepost link out of nowhere either via message/di wall juga langsung cepet-cepet gue hapus dari muka bumi.
Gue juga bukan tipe pemain game atau aplikasi kirim-kiriman aneh di Facebook (I always thought people who send game requests on Facebook should get a life!). Jadi begini, tahun 2013 ini gue menjadi admin dari page sebuah NGO that I work for dan sebuah event di mana gue memegang posisi di situ. Gue super duper extra hati-hati karena anything that happens when my account gets compromised bisa berefek pada page yang gue pegang itu…which is bahaya banget!
So basically, based on my personal introspection, my recent actions online pretty much gave no room for intruders. Kata temen gue bisa aja karena terkonek dengan koneksi WiFi yang nggak aman. Hmm itu bisa jadi sih, tapi bisa banget ya kayak gitu? Gue juga kurang paham sih. Entahlah, tapi I am confident to say that this situation was not a result of my own carelessness. Kalau dari analisis dan level pengetahuan IT yang awam ini, gue heran sih kenapa hacker ini tau banget gue punya teman dan saudara di luar negeri. Dugaan gue sih dia udah lama mengamati koneksi gue dan profil orang-orang yang terkonek dengan gue. Perhaps he/she thought I fit in the mold of having a bunch of international friends/family that are willing to send me money, even if it was via Facebook. Ya itu sotoy aja sih. Hahaha.






















Leave a comment